Rabu, 22 November 2023

Doa Memohon Kesejahteraan Dunia dan Akhirat

Doa Memohon Kesejahteraan Dunia dan Akhirat
Dalam Kitab Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa'i, dan Sunan Ibnu Majah ada sebuah doa yang dapat dipanjatkan di pagi hari untuk memohon kesejahteraan dunia dan akhirat. Dari Ibnu Umar RA. Berikut bunyinya,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ في الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِي. اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيَّ وَعَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْق وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَن أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Arab latin: Allaahumma innii as-alukal 'aafiyah fid dunya wal aakhirah, allaa- humma innii as-alukal 'afwa wal'aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii, allaahummastur 'auraatii wa aamin rau'aatii, allaahummah fadhnii min baini yadayya wa min khalfii wa 'an yamiinii wa 'an syimaali wa min fauqii wa a'udzu bi 'adhamatika an ughtala min tahtii

Artinya: "Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kesejahteraan di dunia dan akhirat, ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu maaf, dan kesejahteraan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, semoga Engkau menutupi keburukanku, dan amankanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, semoga Engkau jaga aku dari arah sampingku, dari arah belakangku, depanku, dan dari arah atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu dari tertiup keburukan dari bawahku (gempa bumi),"


Senin, 09 Desember 2019

KATA KATA BIJAK DALAM ISLAM

Kebanyakan kata-kata bijak dari agama akan memberikan ketenagan batin bagi perenungnya. Kata-kata bijak islami memotivasi diri untuk selalu berpikir positif, menjadikan hari-hari kamu lebih bermakna dan selalu ingat sang pencipta.
1. "Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (QS Al Insyirah 5)
2. "Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu." (Ali bin Abi Thalib)
3. "Kita adalah makhluk yang suka menyalahkan dari luar, tidak menyadari bahwa masalah biasanya dari dalam." (Abu Hamid Al Ghazali)
5. "Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu." (Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)
6. "Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik." (Ali bin Abi Thalib)
7. "Jangan berduka, apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain." (Jalaludin Rumi)
8. "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita." (QS At Taubah 40)
9. "Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati."(Ali bin Husein)
10. "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu." (Ali bin Abi Thalib)
11. "Orang yang kuat bukanlah dia yang tidak pernah menangis, tetapi orang yang terus istiqomah di tengah godaan."
12. "Untuk semua kepedihan yang kau alami, bersabar dan bertahanlah, karena Allah tahu di mana batas kemampuanmu."
13. "Allah menjadikanmu seorang muslimah karena Ia ingin melihatmu di surga, yang perlu kamu lakukan adalah kamu pantas untuk itu."
14. "Islam memperlakukan wanita dengan hormat dan bermartabat. Maka jangan mau menerima apapun yang lebih rendah dari itu."
15. "Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit."
16. "Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit."
17. "Orang yang kuat bukanlah dia yang tidak pernah menangis, tetapi orang yang terus istiqomah di tengah godaan."
18. "Perempuan itu sama seperti bunga. Mereka harus diperlakukan dengan lembut, baik, dan penuh kasih sayang." (Ali bin Abi Thalib)
19. "Wanita muslimah menggunakan mulutnya untuk mengatakan kebenaran, suaranya untuk kebaikan, telinganya untuk welas asih, dan hatinya untuk mencintai mereka yang tidak menyukainya."
20. "Janji Allah tak pernah mengecewakan, dan bila kamu masih merasa kecewa mungkin ada yang salah dengan imanmu."

Rabu, 23 Oktober 2019

KEGIATAN EKONOMI DALAM ISLAM

Pengertian ekonomi dalam pandangan islam sesungguhnya berasal dari akidah islam yang bersumber dari syariatnya. Sedangkan dari sisi lain ekonomi islam berasal dari al-quran dan as sunnah. Jadi ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di pahami oleh nilai-nilai islam, yang mengenai masalah pokok dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan ekonomi secara umum adalah kegiatan ekonomi yang yang berasal dari pemikiran tokoh ilmuan, yang dapat memberikan keuntungn atau hasil. Prinsip ekonomi yang mencakup kegiatan diantaranya produksi, distribusi, dan konsumsi.
Prinsip ekonomi yang mengandung unsur agama dalam kegiatan ekonomi dan contohnya
  • Prinsip ekonomi dalam islam.
  • Menurut Metwally (Dalam Zainal Arifin, 2002),  prinsip-prinsip ekonomi Islam di antaranya.
  • Sumber daya : maksud dari sumberdaya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga pemanfaatannya harus bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
  • Pekerjaan adalah faktor utama dalam kegiatan ekonomi agar mendapat penghasilan, mareti ataupun harta.
  • Islam secara tegas melarang riba dalam segala bentuknya .
  • Primsip ekonomi secara umum.
  • Dalam kegiatan roduksi: dalam kegiatan ini produksi adalah dasar yang menghasilkan barang dan jasa.
  • Contohnya:
  • Mendirikan tempat usaha yang strategis dari bahan baku, tenaga kerja ataupun daerah pemasaran.
  • menggunakan tenaga kerja yang trampil yang sesui dengan dengan keahliannya.
  • Menggunakan bahan baku yang baik.
  • Menentukan harga yang sesui dengan harga pasar pada umumnya sehingga tidak menimbulkan kecurigaan antar pelaku ekonomi lainnya.
  • Dalam kegiatan distribusi: dalam kegiatan distribusi ini adalah menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang memerlukan.
  • Contohnya:
  • Meningkatkan kualitas dalam hal pelanyanan
  • Menyalurkan barang pada tepat waktu, dalam hal ini kedissiplinan sangat di utamakan.
  • Membeli barang dari produsen secara langsung agar dalam kegiatan ini ada kegiatan hijab dan khabul antara penjual dan pembeli.
  • Membeli barang yang sesuai apa yang di inginkan konsumen supaya.
  • Mengetahui bagus tidaknya atau kecacatan pada barang yang di kirim.
  • Dalam kegiatan konsumsi: dalam kegiatan konsumsi adalah upaya dalam memperoleh kepuasan dari suatu barang atau jasa.
  • Contohnya:
  • Membeli barang yang kualitas, maksut dari berkualitas disini bisa menyangkut kehalalan suatu barang.
  • Membeli barang dengan harga yang sesuai dengan harga pasar.
  • Memilih barang sebelum membelinya, baik kondisi barang itu sendiri ataupun kualitasnya.
  • Mampu memngendalikan pengeluaran dengan memikirkan barang mana yang bener-benar di butuhkan.
Manfaat dalam mempelajari ilmu ekonomi islam diantaranya dapat membantu memahami wujid perilaku ekonomi dalam dunia ataupun dalam kegiatan perekonomian sehari-hari. Dan mewujidkan kesejahteraan manusia terpenuhunya kebutuhan pokok.

Kamis, 08 November 2018

CONTO NILAI PENGGANTI IJASAH HARUS SAMA LBR BELAKANG

DAFTAR NILAI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
Nama : ANGGI.............
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandar Lampung, ......................
Nomor Induk Siswa Nasional : 99600000000000
Nomor Peserta Ujian : 3-14-12-000000000
No Mata Pelajaran Nilai Rata - rata Raport Nilai Ujian Sekolah Nilai Sekolah
   A. Ujian Sekolah
1 Pendidikan Agama   8.0 9.0 8.84
2 Pendidikan Kewarganegaraan .00 9.0 8.
3 Bahasa Indonesia   8.3 9.0 8.
4 Bahasa Inggris   8.7 9.0 8
5 Matematika   8.7 9.0 8
6 Sejarah   8.3 9. 8.
7 Geografi   8.0 9.0 8.
8 Ekonomi   8.7 9. 8.
9 Sosiologi   8.7 9. 8.
10 Seni Budaya   8 9. 8.
11 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 8.0 9. 8.
12 Teknologi Informatika dan Komunikasi 8. 9. 8.
13 Keterampilan :        
14 Muatan Lokal        
a.  Bahasa Arab   8. 9. 8.
b.        
c.        
Rata - rata       8.
No Mata Pelajaran Nilai Rata - rata Raport Nilai Ujian Sekolah Nilai Sekolah
   B. Ujian Nasional
1 Bahasa Indonesia   8.92 6.20 7.3
2 Bahasa Inggris   8.87 8.20 8.5
3 Matematika   8.78 7.00 7.7
4 Ekonomi   8.79 6.50 7.4
5 Sosiologi   8.75 8.20 8.4
6 Geografi   8.83 7.00 7.7
Rata - rata 7.8
B. Lampung, ...  
Kepala SMA ...
Drs. ...
NIP. ....

CONTOH SURAT KETERANGAN PENGGATI IJAZAH UNTUK SMA


SURAT KETERANGAN PENGGATI IJAZAH
Nomor : 0717/SMA.3/E/2018


Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA  ........................  Bandar Lampung Provinsi Lampung. Berdasarkan  surat  Tanda  Bukti   Laporan  Kehilangan  Barang/Surat  dari  Kepolisian  Resort              Kota Bandar Lampung dengan NOMOR : TBL/C-1/4240/X/2018/LPG/SPKT/RESTA BALAM tanggal  29 Oktober 2018 dan surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dari Pemohon,  Menerangkan bahwa :
Nama                             : ANGGI .......... 
Tempat/Tgl. Lahir        : Bandar Lampung, 06 Agustus 1996
Nama Orang Tua         : Drs. 
Nomor Induk                : 9960000000
Asal Sekolah                 : SMA ...... BANDAR LAMPUNG

Adalah Pemilik Ijazah  Nomor Seri  No DN-12 Ma 001111111 Tahun Pelajaran 2013 / 2014

Demikian Surat Keterangan ini digunakan sebagai pengganti  STTB / Ijazah Asli yang hilang.






POTO

         Bandar Lampung, 31 Oktober  2018  M
Kepala SMA  ............





Drs. AAAAAAAAAAAAAAA
NIP. 19680317 ..........



Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
 Propinsi  Lampung




Drs. SULPAKAR, M.M
Pembina Utama Madya
NIP. 19690205 198910 1 002

Kof  Sekolah 



SURAT PERJANJIAN
Nomor : .......................

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :  ................
Tempat/Tgl. Lahir :  ................
Kelas :  ................
Jurusan : ................
Nomor Induk :  ................

Pengakuan : Telah melanggar peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah berupa :
1. Sering Tidak Masuk Sekolah
2. Sering Bolos
3. Tidak Mengindahkan Nasehat Guru
4. Merokok / membawa minuman keras

B E R J A N J I
1. Akan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di SMP/MTs, SMA/MA......
2.  Akan menjaga nama baik diri sendiri, madrasah, keluarga, masyarakat, agama, dan tidak
 akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.
3.  Tidak akan mengulangi kesalahan tersebut diatas dimasa-masa mendatang.

S A N K S I
Bila ternyata dikemudian hari setelah diadakan perjanjian kami melanggar salah satu poin 1, 2, atau 3 kami sanggup dikeluarkan dari SMP/MTs, SMA/MA......
Demikian perjanjian ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan dari pihak lain.

............., ..................  2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah



(.............................................)

Yang Membuat Perjanjian



(..............nama siswa.............)

Mengetahui,
Orang tua/Wali siswa



(.............................................)

Senin, 18 Desember 2017

MENGINGATKAN KEMBALI PEMBATAIAN 30.000 JIWA LEBIH DI DEPAN KA’BAH

DR. Majdi Ar Roba’iy (pakar sejarah) berkata:

Aku telah menghabiskan sepuluh tahun dari umurku bersama syi’ah… 
Dan kupelajari sejarah mereka, kuteliti sepak terjang mereka dan tokoh-tokoh utama mereka…
Demikian pula perseteruan mereka terhadap ahlussunnah wal jama’ah…
Itu semua kulakukan selama pengembaraan ilmiahku dalam rangka mendapatkan gelar Master dan Doktor di bidang sejarah syi’ah, tepatnya di negeri Irak dan Iran.
Kurenungi dengan seksama sekte Syi’ah Bathiniyyah yang menghalalkan darah kaum muslimin, dan menyebarkan paham syi’ah dengan api dan besi (kekuatan senjata)…
Sampai mereka berhasil memaksa bangsa Iran sejak 400 tahun untuk memeluk syi’ah… Mereka memaksa jutaan warga ahlussunnah wal jama’ah di Iran untuk menganut paham syi’ah, sampai-sampai para sejarawan mengatakan bahwa jumlah ahlussunnah yang dibunuh oleh syi’ah di masa daulah Shafawiyah (Syi’ah Rafidhah) mencapai SATU JUTA JIWA. Mereka disembelih dengan pedang oleh tangan-tangan syi’ah Rafidhah, sehingga beralihlah Iran yang sunni menjadi syi’i majusi sejak 400 tahun silam.
Lebih dari itu, pada saat-saat paling kritis dalam sejarah, kaum Syi’ah Rafidhah justru berkoalisi dengan kaum Yahudi dan Nashara untuk melawan ahlussunnah wal jama’ah… inilah penyebab terhentinya ekspansi (futuhat) Daulah Utsmaniyyah di benua Eropa, setelah mereka berhasil menaklukkan belahan timur Eropa. Daulah Utsmaniyyah sempat menjejakkan kakinya di jantung Eropa, dan mengepung kota Wina (Austria)… namun akhirnya mereka harus kembali ke negeri Timur (Asia) dan melupakan impian penaklukan Eropa dan masuknya warga Eropa ke pangkuan Islam. Oleh karena itu, salah seorang sejarawan Barat terkenal berkata, “Andai bukan karena pengkhianatan dan serangan Kaum Syi’ah Shafawiyyin (Rafidhah) terhadap Khilafah Utsmaniyyah dari arah belakang, niscaya Utsmaniyyun akan menguasai Eropa seluruhnya, dan beralihlah Eropa menjadi benua Islam”.
Diantara tragedy yang menjadikanku merenung cukup lama, dan hampir-hampir tak percaya hal itu bisa dilakukan oleh seorang manusia, apalagi yang mengaku muslim… ialah apa yang dilakukan oleh syi’ah qaramithah (salah satu sekte syi’ah bathiniyyah) di sekitar Baitullah (masjidil Haram) pada tahun 317 H, tepatnya pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah) ketika mereka menyerang Jemaah haji dan membantai lebih dari 30 ribu jiwa… kubah sumur zam-zam mereka hancurkan… pintu ka’bah mereka congkel… kiswahnya mereka lepas, dan siapa pun dari Jemaah haji yang bergelayutan di kiswah ka’bah mereka sembelih… lalu mereka kuburkan jasad kaum muslimin tsb di sumur zam-zam!! Setelah itu, mereka mencongkel hajar aswad dari tempatnya, dan membawanya ke negeri Mereka (Ahsa’).
Setelah merenungi tragedy ini, barulah aku meyakini kebenaran ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang kaum syi’ah bathiniyyah, bahwa “mereka itu lebih kafir dari Yahudi dan Nasrani, dan memerangi mereka lebih wajib daripada memerangi orang-orang kafir, sebab mereka tergolong kaum murtad”.
Hari ini, setelah kita menyaksikan penyembahan terhadap Basyar Al Asad yang terjadi di Suriah, dan pembantaian serta pembunuhan terhadap Ahlussunnah lewat serangkaian genosida yang belum pernah dilakukan kaum Yahudi maupun Tatar (Mongol) sekalipun… ditambah lagi penghancuran dan penistaan masjid-mesjid… yakinlah aku bahwa Basyar Al Asad dan Syi’ah Nushairiyah-nya adalah anak cucu dari Syi’ah Bathiniyyah Qaramithah tsb…
Benarlah firman Allah (ذريةً بعضها من بعض) “Sebagiannya merupakan keturunan sebagian lainnya”… Seakan-akan sejarah sedang terulang kembali!!!

Hukum Meminta Bantuan Jin Untuk Kelancaran Urusan


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

1. Tabiat Manusia

Sering kita dengar bahwa segolongan “Orang Pintar” yang terkenal bisa mengobati dan  berinteraksi dengan jin, bahkan terkadang adaparanormal yang terang-terangan berani menjual jasa jin dengan tarif mahal. Ada juga dukun yang mengklaim memiliki jin penjaga yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sesuai kemauan “majikannya.” Maka di jaman yang orang sangat gila jabatan dan duniawi ini, sangat mungkin dalam berebut sumber kehidupan orang merasa perlu membentengi diri dari serangan lawan, perlu menyantet lawan, atau perlu menarik simpati masyarakat dengan pasang susuk, semar mendhem, pelet, atau ingin kaya raya dengan mengambil cara setan dengan memelihara semacam tuyul, dan sebagainya yang semuanya irrasional, yakni dengan meminta bantuan makhluk di luar manusia, alias  Jin!!! Dan di jaman yang orang cenderung menghalalkan segala cara, praktek perdukunanmasih tetap mempunyai pelanggan dari berbagai kalangan. naudzu billaahi min dzaalik.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
… إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
… Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan hanya kepada Allah…. (diringkas) [HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih].
Hal ini serupa dengan bacaan dalam al-Fatihah yang selalu diulang oleh setiap orang yang shalat pada setiap rakaatnya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan (Q.S al-Fatihah:5).
Sebagaimana kita menyembah hanya kepada Allah, maka meminta pertolongan juga hanya kepada Allah.
Apakah kita tidak boleh meminta pertolongan kepada selain Allah? Ya, untuk permintaan pertolongan yang hanya Allah saja yang bisa memenuhinya, maka wajib bagi seseorang untuk meminta pertolongan itu hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Seperti : permohonan ampunan, meminta dikaruniai anak, panjang umur, kesembuhan dari penyakit, jodoh, ketentraman hati, keselamatan dunia dan akhirat, hidayah (taufiq), dan semisalnya. Hal-hal semacam ini hanya Allah saja yang bisa memenuhi. Meminta hal-hal semacam itu kepada selain Allah adalah kesyirikan, sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama’ dalam kitab-kitab tentang aqidah.

2. Hakikat Golongan Jin

  1. Sangat rasional dan amatlah sesuai dengan fitrah bila yang lemah meminta bantuan kepada yang kuat, dan yang kekurangan meminta bantuan kepada yang serba kecukupan. Manusia lebih mulia dan lebih tinggi kedudukannya daripada jin. Sehingga sangatlah jelek dan tercela bila manusia meminta bantuan kepada jin. Selain itu, bila ternyata yang dimintai bantuannya adalah setan, maka secara perlahan, setan itu akan menyuruh kepada kemaksiatan dan penyelisihan terhadap agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Swt. berfirman: وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin. Maka jin-jin itu menambah ketakutan bagi mereka.” (Al-Jin: 6).
  2. Ibnu Mas’ud r.a. berkata: “Ada sekelompok orang dari kalangan manusia yang menyembah beberapa dari kalangan jin, lalu para jin itu masuk Islam. Sementara sekelompok manusia yang menyembahnya itu tidak mengetahui keislamannya, mereka tetap menyembahnya sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela mereka.”[1]
  3. Jin tidak mengetahui perkara yang ghaib dan tidak punya kekuatan untuk memberikankemudharatantidak pula mendatangkan kemanfaatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:  فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ  “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kematiannya itu kepada mereka kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.”(Saba`: 14).
  4. Jin tidak memiliki kemampuan untuk menolak mudharat atau memindahkannya. Jin tidak bisa mentransfer penyakit dari tubuh manusia ke dalam tubuh binatang. Demikian pula manusia, tidak punya kemampuan untuk itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ. قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ لاَ يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيْرٍ  Dan tidak adalah kekuasaan Iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu. Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai sesembahan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya’.” (Saba`: 21-22).

3. Hukum Meminta Bantuan Jin

Kita mengetahui bahwa Rasulullah saw. diutus kepada tsaqalain -jin dan manusia- menyeru mereka kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan agar beribadah hanya kepada-Nya semata. Sehingga bila bangsa jin itu ingkar dan kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menurut nash dan ijma’, mereka akan masuk ke dalam neraka. Dan bila mereka beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menurut jumhur ulama mereka akan masuk ke dalam surga. Dan jumhur ulama menegaskan pula bahwa tidak ada seorang rasul dari kalangan jin. Yang ada adalah pemberi peringatan dari kalangan mereka. (Majmu’ Fatawa, 11/169, Tuhfatul Mujib, hal. 364).
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menjelaskan: “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahwa meminta bantuan kepada jin ada tiga bentuk:
  1. Meminta bantuan dalam perkara ketaatan kepada Allah Ta’ala, seperti menjadi pengganti di dalam menyampaikan ajaran agama. Contohnya, apabila seseorang memiliki teman jin yang beriman dan jin tersebut menimba ilmu darinya. Maksudnya, jin tersebut menimba ilmu dari kalangan manusia, kemudian setelah itu menjadikan jin tersebut sebagai da’i untuk menyampaikan syariat kepada kaumnya atau menjadikan dia pembantu di dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hal ini tidak mengapa. Bahkan terkadang menjadi sesuatu yang terpuji dan termasuk dakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana telah terjadi bahwa sekumpulan jin menghadiri majelis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dibacakan kepada mereka Al-Qur`an. Selanjutnya, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan. Di kalangan jin sendiri terdapat orang-orang yang shalih, ahli ibadah, zuhud dan ada pula ulama, karena orang yang akan memberikan peringatan semestinya mengetahui tentang apa yang dibawanya, dan dia adalah seseorang yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam memberikan peringatan tersebut.
  2. Meminta bantuan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan. Hal ini diperbolehkan, dengan syarat washilah (perantara) untuk mendapatkan bantuan jin tersebut adalah sesuatu yang boleh dan bukan perkara yang haram. (Perantara yang tidak diperbolehkan) seperti bilamana jin itu tidak mau memberikan bantuan melainkan dengan (mendekatkan diri kepadanya dengan) menyembelih, sujud, atau selainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan sebuah riwayat bahwa ‘Umar r.a. terlambat datang dalam sebuah perjalanan hingga mengganggu pikiran Abu Musa r.a. Kemudian mereka berkata kepada Abu Musa r.a: “Sesungguhnya di antara penduduk negeri itu ada seorang wanita yang memiliki teman dari kalangan jin. Bagaimana jika wanita itu diperintahkan agar mengutus temannya untuk mencari kabar di mana posisi ‘Umar r.a?” Lalu dia melakukannya, kemudian jin itu kembali dan mengatakan: “Amirul Mukminin tidak apa-apa dan dia sedang memberikan tanda bagi unta shadaqah di tempat orang itu.” Inilah bentuk meminta pertolongan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan.
  3. Meminta bantuan kepada mereka dalam perkara yang diharamkan seperti mengambil harta orang lain, menakut-nakuti mereka atau semisalnya. Maka hal ini adalah sangat diharamkan di dalam agama. Kemudian bila caranya itu adalah syirik maka meminta tolong kepada mereka adalah syirik dan bila wasilah itu tidak syirik, maka akan menjadi sesuatu yang bermaksiat. Seperti bila ada jin yang fasik berteman dengan manusia yang fasik, lalu manusia yang fasik itu meminta bantuan kepada jin tersebut dalam perkara dosa dan maksiat. Maka meminta bantuan yang seperti ini hukumnya maksiat dan tidak sampai ke batas syirik(Al-Qaulul Mufid hal. 276-277, Fatawa ‘Aqidah Wa Arkanul Islam hal. 212, dan Majmu’ Fatawa 11/169).
Asy-Syaikh Muqbil r.a mengatakan: “Adapun masalah tolong menolong dengan jin, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَان
“Dan tolong-menolonglah kalian di dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan kalian saling tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan maksiat.” (Al-Ma`idah: 2).
Boleh ber-ta’awun (kerja sama) dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang harus kamu ketahui dulu tentang mereka, bahwa dia bukanlah setan yang secara perlahan membantumu namun kemudian menjatuhkan dirimu dalam perbuatan maksiat dan menyelisihi agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan telah didapati, bukan hanya satu orang dari kalangan ulama yang dibantu oleh jin.” (Tuhfatul Mujib, hal. 371).
Al-Lajnah Ad-Da`imah (Lembaga Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) menjelaskan: “Meminta bantuan kepada jin dan menjadikan mereka tempat bergantung dalam menunaikan segala kebutuhan, seperti mengirimkan bencana kepada seseorang atau memberikan manfaat, termasuk kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan termasuk bersenang-senang dengan mereka. Dengan terkabulkannya permintaan dan tertunaikannya segala hajat, termasuk dari katagori istimta’ (bersenang-senang) dengan mereka. Perbuatan ini terjadi dengan cara mengagungkan mereka, berlindung kepada mereka, dan kemudian meminta bantuan agar bisa tertunaikan segala yang dibutuhkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ اْلإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ اْلإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا
“Dan ingatlah hari di mana Allah menghimpun mereka semuanya dan Allah berfirman: ‘Wahai segolongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia.’ Kemudian berkatalah kawan-kawan mereka dari kalangan manusia: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebahagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami’.” (Al-An’am: 128).
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang dari laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada laki-laki di antara jin kemudian jin-jin itu menambah kepada mereka rasa takut.” (Al-Jin: 6)
Meminta bantuan jin untuk mencelakai seseorang atau agar melindunginya dari kejahatan orang-orang yang jahat, hal ini termasuk dari kesyirikan. Barangsiapa demikian keadaannya, niscaya tidak akan diterima shalat dan puasanya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu melakukan kesyirikan, niscaya amalmu akan terhapus.” (Az-Zumar: 65)
Barangsiapa diketahui melakukan demikian, maka tidak dishalatkan jenazahnya, tidak diringi jenazahnya, dan tidak dikuburkan di pekuburan orang-orang Islam.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 1/162-163).
Kesimpulan
Meminta bantuan kepada jin adalah boleh dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun demikian, kami memandang agar hal itu dihindari pada zaman ini, mengingat kebodohan yang sangat menyelimuti umat. Sehingga banyak yang tidak mengerti perkara yang mubah dan yang tidak mengandung maksiat, atau mana tata cara yang boleh dan tidak mengandung pelanggaran agama serta mana pula yang mengandung hal itu. Wallahu a’lam (ed). Sedangkan bila perkara itu bermaksiat, hukumnya bisa jatuh kepada tingkatan haram yaitu bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan bisa juga menjadi kufur keluar dari agama.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber:
http://www.asysyariah.com
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/aqidah-manhaj/bolehkah-meminta-bantuan-jin/
Sumber-sumber lain yang telah diedit.
***
[1].(Diambil dari Qa’idah ’Azhimah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 24)


SUMBER KU : By AsShidqy