Senin, 18 Desember 2017

AJIAN MEMPERCEPAT PERJALANAN


(AJI MELIPAT BUMI DAN ANGIN)


Alkisah berawal ketika paman kami kehilangan kendaraan motornya. Sore itu juga, paman mengajak ayah menuju kepada seorang sesepuh yang telah dikenalnya sebagai orang linuwih (sakti). Dengan maksud untuk mencari solusi melalui jalan spiritual. Malam semakin larut, mereka belum pulang juga, sepertinya mereka menempuh perjalanan jauh.
Sesampai dirumah, setelah berpamitan dengan keluarga kemudian mereka langsung beranjak pergi lagi. Katanya harus bergerak cepat malam ini juga bila ingin mendapatkan kembali motornya. Menuju Kota Pekalongan Jawa Tengah. Kota yang berjarak 180 KM dari Kota Jogjakarta. Yang bisa ditempuh dalam waktu 2 – 4 jam.
Sebelum Subuh, ternyata mereka telah kembali ke rumah lagi (Jogjakarta). Dan ternyata mereka berhasil mendapatkan kembali motor yang telah hilang. Tetapi yang menjadi rasa penasaran kami, mengapa begitu cepat bisa kembali pulang ke rumah sebelum Subuh??
Ayah dan pamanpun tidak mengerti. Mereka hanya mengendarai motor seperti layaknya orang normal. Dengan mematuhi syarat dari sesepuh : Tidak boleh menoleh kebelakang. Setelah melewati perbatasan kota Jogjakarta-Jawa Tengah, perjalanan terasa begitu singkat, tahu-tahu sudah memasuki kota Pekalongan. Padahal belum ada 1 jam perjalanan.
Pengalaman spiritual yang dialami oleh beliau ini disebut fenomena Ilmu Melipat Bumi. Atau ada yang menyebutnya masuk kategory Tuah Ilmu SaipiAngin. Yaitu ilmu kasepuhan Jawa yang berkhasiat untuk berlari secepat angin.
Itu adalah sepenggal kisah ketika saya masih remaja. Setelah mengenal dunia spiritual ilmu hikmah dan berguru menimba ilmu kepada para sesepuh. Akhirnya saya ingat kembali lafal Doa-mantra yang dibaca oleh paman sebelum pergi menempuh perjalanan malam hari ke kota Pekalongan kala itu.
“Laa tudrikuhul abshoru wahuwa yudrikul abshoro wahuwal lathiful khobir.”
Untuk mendapatkan tuah lari secepat angin dan melipat bumi melalui ayat Suci tersebut tatacara amalannya adalah sebagai berikut :
Puasa Mutih 3 hari dimulai hari Rabu Pon.
Selama ritual puasa setiap tengah malam membaca Asma tersebut diatas sebanyak 313 kali.
Selama puasa perbanyaklah membaca wirid “Ya Lathiif” minimal 129 kali, bila kuat 1000 kali selepas sholat.
Hari ketiga setelah berbuka, jangan makan apa-apa lagi dan jangan tidur sampai pagi (matahari terbit).
Jika akan mendayagunakan khasiatnya cukup dibaca 51 kali.
Catatan :
Dalam kondisi tiba-tiba dibaca semampunya.
Bila telah berniat menggunakan ilmu ini, maka tabu untuk menoleh kebelakang saat dalam perjalanan tersebut.
Ilmu Aji Saipiangin yang sesungguhnya adalah ilmu Kasepuhan Jawa, memakai mantra bahasa Jawa. Adapula yang menyebutnya Ajian Sapu Angin.
Sedangkan Ayat diatas adalah Quran Surat Al An’am 103. Jadi amalan ilmu ini bukanlah ajian Saipiangin yang sebenarnya, tetapi hanya memiliki kesamaan (khasiat) saja.
Demikian ilmu spiritual ini kami turunkan.
semua ilmu harus ada Ijazah Ilmu untuk mentransfer energi penuh ke anda.
#sumber : Copas (AsShidqi)

Tidak ada komentar: